Sesudah Kremasi
Ada orang yang memiliki keyakinan bahwa kremasi adalah proses melepaskan roh dari keterikatan duniawi dan mengantar jiwa yang telah berpulang ke alam keabadiaan menjumpai Penciptanya. Kini kita temui, kremasi menjadi satu pilihan ketika seseorang berakhir peziarahannya di dunia. Beberapa pertimbangan menjadi keputusan satu keluarga memilih kremasi bagi almarhum. Bahkan ada orang yang telah meninggalkan pesan, permintaan bagi dirinya untuk dikremasi. Kita menghargai pilihan pribadi dan atau keluarga almarhum.
Sesudah Kremasi Bagaimana, Ke mana?
Usai kremasi, abu diletakkan dalam sebuah guci. Lalu ke mana? Banyak keluarga yang memilih columbarium sebagai tempat persemayaman. Ada juga keluarga yang membawa abu dalam guci tersebut lalu melarungkannya di laut. Yang terakhir ini semakin banyak dilakukan: membawa guci berisi abu almarhum kemudian memakamkannya di tanah, di lahan makam di taman pemakaman.
Guci Abu di San Diego Hills Memorial Park

1. Guci abu disemayamkan di columbarium.
Rumah abu atau columbarium di San Diego Hills diberi nama Breath of Life. Tempat persemayaman abu ini tampak sebagai bangunan megah di taman yang luas. Ruang bagi tiap guci menggunakan double secured key yang memberikan ketenteraman bagi Keluarga almarhum. Breath of Life dibuat semi out door agar Keluarga merasa dekat dengan almarhum namun sekaligus nyaman karena berada di alam, dengan pemandangan hamparan taman. Biaya sangat efisien karena untuk ruang/kotak di columbarium ini keluarga cukup membayar satu kali saja di awal. Tak ada pungutan lagi untuk perpanjangan.

2. Guci abu dimakamkan
Semakin banyak keluarga memilih memakamkan abu dalam guci dan bukan persemayaman di rumah abu (columbarium). Adanya pusara (makam) membantu anggota keluarga visualisasi sosok almarhum semasa hidupnya. Kelak di kemudian hari, sekian generasi penerus dapat membayangkan pribadi yang dihormati, disegani dan disayangi saat mereka berziarah, mengunjungi makam tersebut. Cerita dan kenangan tentang leluhurnya dimakam tersebut lebih mudah dicerna sambil mereka menabur bunga.
Elang Malindo, 05 September 2023
Antoinette Wiranadewi Ludi